Khutbah Istisqa’: Meninggalkan Dosa-dosa Ekologis
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ اللَّهُمَّ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَي آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَي فَي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ عَلَي لِسَانِ هُودٍ: اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
وَقَالَ: وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Hadirin yang dimuliakan Allah, saya selaku khatib pada salat istisqa ini berwasiat agar kita semua meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Karena hanya dengan iman dan takwa kita dapat merasakan manisnya hidup di dunia dan akhirat.
Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi Agung kita yakni Nabi Muhammad Saw. Semoga kita semua senantiasa istiqomah mengikuti jejak langkahnya.
اَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الذي لاَ اله اِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَـيُّومُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
Hari ini, kita perlu membicarakan sebuah isu yang sangat penting, yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim adalah salah satu ancaman eksistensial paling nyata bagi umat manusia saat ini. Masalah ini tidak hanya mengancam kehidupan kita, tetapi juga masa depan peradaban manusia di bumi ini.
Perubahan iklim merujuk pada perubahan drastis yang terjadi pada suhu, curah hujan, pola angin, dan efek-efek lainnya, seperti peningkatan suhu bumi yang disebut global warming atau pemanasan global. Para aktivis dan ilmuwan bahkan Al Quran telah mengingatkan kita bahwa perubahan ini terjadi karena ulah tangan manusia.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar Rum: 41).
Namun, sayangnya, beberapa orang tidak terlalu peduli dengan isu perubahan iklim ini. Mereka mungkin skeptis terhadap independensi para ilmuwan iklim atau memiliki kepentingan bisnis yang terancam oleh perubahan ini. Ada juga dugaan bahwa faktor pemahaman agama memengaruhi pandangan orang terhadap perubahan iklim.
Dalam sebuah survei, Indonesia menempati posisi teratas dengan jumlah penolak isu perubahan iklim terbanyak. Menurut beberapa pengamat dan peneliti, ini bisa dikaitkan dengan tren meningkatnya religiusitas di tanah air. Orang Indonesia mungkin melihat perubahan iklim sebagai takdir semata, sehingga sulit untuk mengubah pola pikir mereka tentang masalah ini.
Namun, kita harus menyadari bahwa agama sebenarnya dapat menjadi alat yang kuat untuk membangun kesadaran ekologis, yaitu kesadaran untuk merawat lingkungan di mana kita hidup. Agama bisa menjadi kekuatan transformasi kesadaran massa dan instrumen edukasi publik yang efektif jika dipahami dan dibingkai dengan benar.
اَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الذي لاَ اله اِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَـيُّومُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
Salah satu dampak dari adanya perubahan iklim ialah bumi jadi terasa lebih mendidih, sehingga menimbulkan kekeringan di banyak tempat. Kita semua tahu bahwa musibah kekeringan adalah salah satu ancaman serius yang menghadang kita saat ini.
Ketika tanah menjadi kering, air menjadi langka, pertanian terganggu, dan kehidupan manusia dan makhluk lainnya terancam. Ini adalah ujian dari Allah yang harus kita hadapi dengan kesabaran dan usaha. Satu hal yang penting ialah melakukan muhasabah massal.
Musibah kekeringan yang menimpa kita saat ini, boleh jadi akibat banyaknya perilaku-perilaku yang melanggar perintah Agama yang pernah kita lakukan. Hal ini mungkin teguran dari Allah Swt agar kita senantiasa menjauhi perbuatan-perbuatan berdosa seperti maksiat, berjudi, mabuk-mabukkan, berzina, melakukan praktek riba, menduakan Allah, dan lain sebagainya.
Musibah kekeringan ini tidak hanya akibat dari dosa-dosa teologis, mungkin juga akibat langsung dari dosa-dosa ekologis. “Dosa ekologis” adalah tindakan atau perilaku manusia yang merusak atau mengancam lingkungan alam dan ekosistem bumi. Seperti menebang pohon sembarangan, merusak lingkungan secara membabi-buta, mencemari udara dengan asap rokok dan kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Ketika kita merusak alam, kita juga merusak diri kita sendiri dan generasi yang akan datang. Kita melihat akibatnya saat ini dalam bentuk musibah kekeringan dan perubahan iklim yang semakin ekstrim. Ini adalah peringatan bagi kita semua untuk berhenti dan merenungkan tindakan kita.
اَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الذي لاَ اله اِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَـيُّومُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
Mari kita ambil pelajaran dari musibah kekeringan yang kita alami saat ini. Mari kita berkomitmen untuk menjauhi dosa ekologis dan merawat bumi ini dengan lebih baik. Karenanya marilah kita meminta ampunan kepada Allah Swt.
رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ
Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi (QS. Hud: 47).
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi (QS. Al Araf: 23).
Selain meminta ampun kepada Allah, kita bisa melakukan hal-hal sederhana seperti mengurangi limbah plastik, menghemat air, dan menjaga kebersihan lingkungan. Penting bagi kita untuk mengambil tindakan sekarang karena masa depan kita dan generasi mendatang bergantung pada bagaimana kita menjaga bumi ini. Semoga Allah memberi kita kebijaksanaan dan kekuatan untuk melaksanakan tugas ini dengan baik.
Allah telah memberikan kepada kita bumi ini sebagai tempat tinggal, dan tugas kita adalah merawatnya dengan baik. Allah Swt berfirman:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (QS. Al Mulk: 15).
Sebagai penutup marilah kita semua berdoa kepada Allah agar segera dilimpahi keberkahan dan dijauhkan dari segala macam penderitaan.
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
اللَّهُمَّ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. أَنْتَ الْغَنِيُّ وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ
أُنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِيْنٍ
اللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ
. اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْتًا مَرِيْئًا طَبَقًا مَرِيعًا غَدَقًا عَاجِلًا غَيْرَ رَائِثٍ
اللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا مَرِيعًا نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ
Ya Allah, kami tahu bahwa hujan adalah rahmat-Mu, dan kami sangat membutuhkannya. Kami merasa cemas, ya Allah, melihat bumi yang mengering dan kekeringan yang menghantui kami. Kami merasa lemah di hadapan-Mu, dan hanya kepada-Mu kami bercerita tentang ketakutan kami.
Allah Maha Pengasih, hamba-hamba-Mu ini datang kepada-Mu dengan hati yang hancur dan tulus, dengan harapan bahwa Engkau akan mendengarkan doa kami. Kami memohon pada-Mu, ya Allah, untuk merahmati kami dengan hujan yang berlimpah, yang datang dengan lembut dan penuh kebaikan.
Ya Allah, berikanlah kepada kami hujan yang melimpah, yang mengalir deras, yang membawa manfaat, dan tidak membawa kerusakan, yang datang dengan cepat, dan bukan hujan yang merugikan.
Penulis: Ilham Ibrahim
Sumber : Muhammadiyah.or.id